Akhir Maret 2015 yang lalu saya mengalami sesak nafas, jantung berdetak cepat sekali serta keluar keringat dingin dan badan terasa lemas sekali, singkat cerita saya dilarikan ke IGD rumah sakit terdekat kemudian di rawat inap selama 4 hari 5 malam. Sewaktu masuk IGD detak jantung saya mencapai 145/menit (menurut hasil EKG).

Fyi, seminggu sebelum masuk IGG saya memang merasakan detak jantung saya berdetak lebih cepat, sempat cek di aplikasi heart rate di handphone dan angkanya menunjukkan 94/menit, tapi saya agak meragukan hasilnya karena biasanya ada perbedaan 4-8 detak/menit antara hitung pakai aplikasi dengan hitung manual.

Selama di rumah sakit setelah dicek EKG, rontgen serta echo jantung alhamdulillah semua hasilnya menyatakan jantung dan paru-paru saya normal. Namun anehnya dokter jantung tetap meresepkan saya obat jantung, bahkan ketika saya diperbolehkan pulang pun tetap diresepkan obat untuk jantung.

Minta Second Opinion

Karena tidak puas dengan hasilnya, sehari setelah keluar dari rumah sakit saya mencoba mendapatkan second opinion ke rumah sakit lain. Kali ini saya coba ke dokter penyakit dalam, karena dari beberapa saran teman dan saudara kemungkinan penyakit saya adalah asam lambung yang tinggi atau bahasa inggrisnya GERD (Gastro Esophageal Reflux Disease).

Saya pun ceritakan keluhan saya ke dokter serta memperlihatkan semua hasil lab. Setelah memeriksa tubuh saya, dokter tersebut mencurigai saya menderita masalah pada pencernaan dan dokter tersebut agak sempat heran kenapa harus periksa Echo padahal hasil EKG & rontgen sudah menunjukkan jantung dalam kondisi normal. Dokter tersebut lalu memberikan saya beberapa macam obat, namun saya hanya ingat 1 jenis obatnya yaitu Inpepsa.

Sejak menderita asam lambung, saya benar-bener mengubah pola hidup dan pola makan saya. Sekarang saya selalu makan tiap 2-3 jam sekali, makan sebelum terasa lapar dan berhenti sebelum terasa kenyang dan tidak lupa menghindari pantangan-pantangan. Selain itu sekarang saya selalu tidur malam lebih awal serta lebih meningkatkan ibadah.

Sekarang kondisi saya alhamdulillah sudah jauh lebih baik dan sudah jarang sekali asam lambungnya kambuh. Saya ingin berbagi tips yang mungkin berguna bagi penderita lain, karena saat dirawat di rumah sakit saya agak susah menemukan informasi seputar asam lambung yang infonya dari dokter atau penderita, kebanyakan didominasi oleh situs-situs jual obat herbal dan situs-situs lain yang dioptimasi untuk SEO.

Pantangan Asam Lambung

Ada beberapa makanan dan kebiasaan yang harus dihindari jika Anda menderita asam lambung, informasi ini saya dapatkan dari teman dan saudara sesama penderita asam lambung sserta hasil membaca puluhan artikel tentang asam lambung di internet:

  • Rokok serta minuman beralkohol
  • Makanan pedas dan asam
  • Bawang merah, bawang putih
  • Roti dan donat
  • Cokelat
  • Mie instan, bihun
  • Susu full cream
  • Keju
  • Kopi, minuman bersoda dan teh (sebagian orang bilang teh masih tidak apa-apa asal diminum saat perut tidak kosong)
  • Makanan yang digoreng dan berlemak
  • Makanan bersantan
  • Sayur-sayuran seperti kembang kol, kubis brussel, kol, sawi, toge dan brokoli
  • Buah-buahan seperti jeruk dan tomat

Ada beberapa makanan yang saya baru sadar kalau itu tidak boleh di makan, salah satunya adalah roti. Roti dan semua makanan yang menggunakan ragi ternyata harus dihindari. Sewaktu saya belum tahu roti tidak boleh dimakan, di minggu-minggu awal asam lambung, saya sering makan roti tawar minimal 2x sehari sekali. Setelah stop makan roti alhamdulillah rasa pusing kepala yang sering saya rasakan menjadi hilang.

Satu lagi makanan yang ternyata pantangan asam lambung yang baru saya ketahui 2,5 bulan sejak saya terkena asam lambung adalah toge, ya benar…toge. Setelah sempat 3 minggu tidak ada keluhan asam lambung (kecuali rasa cemas yang kadang masih muncul), dalam 1 minggu kemarin asam lambung saya sempat 2x kambuh dan kedua-keduanya terjadi setelah saya memakan toge.

Awalnya saya tidak percaya toge bisa menyebabkan asam lambung kambuh, karena sejak asam lambung saya sempat beberapa kali makan sayur toge dan seingat saya tidak ada masalah (atau saya aja yang tidak menyadarinya). Saya pun sempat menanyakan ke dokter penyakit dalam langganan saya dan beliau pun mengiyakan ketika saya tanya apakah toge salah satu makanan pantangan penderita asam lambung.

Ketika saya menceritakan tentang toge ke sepupu saya yang juga penderita asam lambung, sepupu saya pun sempat tidak percaya tapi kemudian dia bilang “tadi pagi sempat makan bubur sama toge, pas sore badan rasanya ga karuan”

Tips Pola Hidup Sehat Penderita Asam Lambung

Makanan yang perlu dihindari penderita asam lambung
Makanan yang perlu dihindari penderita asam lambung

Menderita asam lambung mau tidak mau akan memaksa Anda untuk mengubah pola hidup agar menjadi lebih sehat, kalau dilanggar bukan tidak mungkin asam lambung akan kambuh lagi.

1. Hindari stres dan banyak pikiran

Banyak penderita asam lambung (termasuk saya) yang menjadi mudah cemas setelah terkena asam lambung dan mudah panik (panic attack), padahal cemas dapat merangsang asam lambung naik. Jadi sebaiknya hindari cemas.

Kalau hasil pemeriksaan jantung Anda normal insya Allah Anda tidak akan apa-apa, karena gejala asam lambung mirip dengan serangan jantung banyak yang khawatir dirinya terkena penyakit jantung sehingga penderita asam lambung / GERD banyak yang mudah cemas.

2. Olahraga rutin, tidak perlu yang berat-berat asal rutin

Olahraga baik untuk kesehatan dan menurut salah satu artikel yang saya baca ada beberapa penelitian yang membuktikan bahwa berolahraga selama 30 menit minimal 3 kali dalam seminggu dapat membantu mencegah serangan panik.

3. Makan teratur dan sering

Makanlah dalam porsi kecil tiap 2-3 jam sekali dan hindari pantangannya. Jangan makan berlebihan karena perut akan terasa kekenyangan dan membuat perut terasa tidak nyaman.

Minimal 2 jam sebelum tidur malam Anda sudah harus selesai makan, jangan biasakan makan langsung tidur. Jangankan tidur, berbaring pun sebenarnya tidak boleh.

4. Saat BAB, hindari ngeden

Penderita asam lambung akan mengalami masa di mana BAB menjadi keras, tapi jangan sekali-kali Anda berusaha ngeden untuk mengeluarkannya karena bisa berakibat asam lambung langsung naik dan dalam hitungan menit Anda akan merasakan jantung berdetak lebih kencang, mulai terasa sesak nafas dan badan terasa lemas dan pusing (ini berdasarkan pengalaman pribadi saya).

Untuk menghindari BAB keras, banyaklah makanan berserat seperti sayur-sayuran serta rajin makan pepaya. Jika masih tidak berhasil, gunakan obat pencahar seperti Microlax untuk membantu BAB cepat keluar tanpa harus ngeden.

5. Istirahat yang cukup dan tidur minimal 8 jam sehari

Istirahat yang cukup akan membuat badan lebih sehat. Saat sesak nafas & jantung berdebar kencang saya selalu berusaha untuk beristirahat dan bawa tidur, biasanya setelah bangun tidur tubuh akan kembali normal kembali.

6. Mengatasi cemas, sesak dan panic attack

Bagi penderita asam lambung, rasa cemas akan lebih sering muncul yang ujung-ujungnya bisa membuat nafas menjadi sesak.

Biasanya saat cemas mulai muncul, saya biasakan untuk minum air putih hangat atau tarik nafas dalam-dalam melalui hidung selama 3-4 detik, kemudian keluarkan secara perlahan-lahan melalui mulut selama 5-7 detik.

Alhamdulillah dengan kedua cara ini mampu untuk mengusir rasa cemas yang kadang muncul tiba-tiba.

7. Dekatkan diri dengan Tuhan

Banyak beribadah dan mendekatkan diri ke pada Tuhan insya Allah akan membuat pikiran jauh lebih tenang. Jangan lupa berdoa untuk kesembuhan, karena hanya Tuhan-lah yang dapat memberikan kesembuhan.

Demikian sharing dari saya, jika teman-teman ada yang punya tips seputar mengatasi asam lambung silahkan dishare saja di kolom komentar.

Bagi teman-teman yang masih sehat dan tidak terkena asam lambung, berbahagialah dan ubah pola hidup & pola makan Anda menjadi lebih baik agar tidak terkena asam lambung :).

Update 1 November, 2015

Beberapa bulan lalu saya di endoskopi dan ternyata tidak ada luka di lambung saya tapi ada bakteri Helicobacter Pylori yang memang bisa menyebabkan masalah di lambung.

Oleh dokter spesialis gastro saya diresepkan 2 buah antibiotik berbeda masing-masing 500mg diminum 2x sehari, jadi total sehari minum 4 kapsul antibiotik dengan dosis masing-masing 500mg selama kurang lebih 10 hari. Setelah itu sempat diresepkan juga obat sejenis Lanzoprazole selama 1 bulan.

Selain itu saya juga beberapa bulan lalu rutin minum jamu yang biasa beli di mbok jamu yang lewat depan rumah. Jamunya adalah campuran temulawak dan kunyit, lalu saya campur dengan madu 1 sendok makan. Alhamdulillah selama minum jamu ini keluhan jarang kambuh.

Minta Second Opinion ke Dokter Jantung

Setelah endoskopi saya juga konsul ke dokter spesialis jantung yang berbeda untuk minta second opinion karena detak jantung saya detaknya agak di atas normal, detak jantung saya saat istirahat sekitar 102/menit, harusnya maksimal 90/menit.

Setelah di EKG, Echocardiogram dan tes Treadmill saya dinyatakan negatif jantung koroner hanya saja tingkat kebugaran saya rendah sekali & dianjurkan untuk rutin olahraga ringan oleh dokter.

Selain itu ternyata salah satu katup jantung saya (katup Mitral) tidak menutup dengan sempurna dan ada kebocoran ringan, bahasa medisnya Mitral Valve Prolapse with Regurgitation.

Menurut dokter karena kebocorannya ringan jadi tidak membahayakan jiwa, saya hanya diresepkan Concor 2.5 mg saja oleh dokter untuk menurunkan detak jantung. Sampai saat ini saya tetap minum obat ini 1x sehari setelah sarapan.

Apakah detak jantungnya bisa turun lagi tanpa harus minum obat terus-terusan?

Menurut dokter bisa, yang penting harus rutin olaraga ringan seperti jalan kaki atau bersepeda. Berhenti minum obat ini pun ga boleh sembarangan, harus atas ijin dokter dan biasaya diturunkan dosisnya perlahan-lahan untuk liat efeknya ke tubuh kita.

JANGAN PERNAH STOP minum obatnya tanpa ijin dokter, obat jenis beta blocker ini ga boleh berhenti diminum secara tiba-tiba.

Lalu, bagaimana jika harus terus-terusan minum obat ini? Ya mau bagaimana lagi, harus diterima dengan lapang dada. Saya pernah bertanya di salah satu group penderita MVP luar negeri tentang berapa lama mereka sudah minum obat jenis beta blocker.

Jawabannya mencengangkan saya, ada yang sampai 20 tahun bahkan 35 tahun lho dan alhamdulillah tanpa ada efek samping.

Menurut dokter kelainan jantung seperti ini adalah bawaan dari lahir atau dulunya pernah terkena demam reumatik dan dari hasil googling 5% dari seluruh populasi manusia di bumi mengalami kelainan seperti ini.

Bahkan ada yang sampai lansia pun mereka ga sadar punya kelainan ini karena pada sebagian orang tidak ada gejala-gejala dari MVP yang timbul.

Saya sempat membaca di group FB penderita ini di luar negeri yang bercerita bahwa neneknya didiagnosa MVP pada saat umurnya 80 tahun dan saat ini usianya sudah 82 tahun.

Ada pula seorang nenek bernama Bonnie Durante yang bercerita didiagnosa MVP (dan juga sudah bocor ringan) saat umur 30 tahun dan saat ini usianya 60-an tahun kondisinya masih tetap bocor ringan, berarti sudah 30 tahun hidup dengan jantung yang bocor ringan :).

Berikut saya tampilkan video dari Bonnie Durante yang 30 tahun menderita jantung bocor ringan, tonton sampai habis yah. Dijamin bakal nambah semangat & jadi lebih tahu tentang kelainan ini.

Group Penderita Kelainan Jantung Mitral Valve Prolapse

Beberapa minggu yang lalu saya membuat sebuah group di Facebook khusus untuk penderita MVP. Karena saya lihat belum ada group di Facebook yang khusus membahas kelainan ini yang berbahasa Indonesia. Kalau yang mau gabung, silahkan aja segera gabung ke group Mitral Valve Prolapse di Facebook.

Semoga di sana kita bisa saling berbagi pengalaman & sharing segala hal tentang kelainan ini.

Mulai Terapi Akupuntur

Saat ini saya juga sedang rutin terapi akupuntur 2 minggu sekali dengan seorang dokter muda yang lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah saya di daerah Tangerang.

Alhamdulillah keluhan mudah cemas, sering sendawa, nyeri dada, kepala pusing dan beberapa keluhan lainnya sudah jauh berkurang.